Descargo de responsabilidad

Toda la información en islamicFinder.org es verificada por profesionales de antemano. Si encuentre cualquier material inadecuado( o enlaces conduciendo a materiales inadecuadas), Por favor  Contáctenos

Ubicación

Por favor entre nombre de la ubicación actual
Por favor introduzca valores correctos de latitud y longitud.
Por favor seleccione el huso horario.
Por favor seleccione la fecha de inicio del horario de verano
Por favor seleccione la fecha de finalización del horario de verano
Cálculo de oración

para una experiencia más rápida y actualizaciones diarias.

×

para una experiencia más rápida y actualizaciones diarias.

×

Leer Surah NahlCon traducción

¡Disculpe! no podría encontrar cualquier aleya correspondiente de su busqueda/ palabra

وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّىٰكُمْ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرْذَلِ ٱلْعُمُرِ لِكَىْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔا إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ

WaAllahu khalaqakum thumma yatawaffakum waminkum man yuraddu ila arthali alAAumuri likay la yaAAlama baAAda AAilmin shayan inna Allaha AAaleemun qadeerun

Allah telah menciptakan kalian dan menentukan kematian yang berbeda satu sama lain. Sebagian kalian ada yang dimatikan dalam usia muda dan sebagian lain bertahan hidup hingga usia amat lanjut dan kembali menjadi lemah secara berangsur-angsur. Saat usia semakin lanjut, daya kerja sel menurun. Tulang, otot dan urat nadi semakin mengendor dan akhirnya kehilangan seluruh daya dan kemampuannya. Sesunggunya Allah Maha Mengetahuai rahasia ciptaan-Nya dan Mahakuasa untuk mewujudkan segala yang Dia kehendaki.

وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِى ٱلرِّزْقِ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُوا۟ بِرَآدِّى رِزْقِهِمْ عَلَىٰ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَآءٌ أَفَبِنِعْمَةِ ٱللَّهِ يَجْحَدُونَ

WaAllahu faddala baAAdakum AAala baAAdin fee alrrizqi fama allatheena fuddiloo biraddee rizqihim AAala ma malakat aymanuhum fahum feehi sawaon afabiniAAmati Allahi yajhadoona

Allah melebihkan rezeki seseorang di atas yang lain. Rezeki para tuan lebih baik dari hamba sahaya. Para tuan yang diberi kelebihan rezeki oleh Allah Swt. itu tidak akan memberikan separuh rezeki mereka kepada para hamba yang dimilikinya, sehingga para hamba sahaya itu memiliki bagian rezeki yang sama seperti para tuannya. Dan jika orang-orang kafir itu tidak rela bila para hamba sahaya sama-sama memiliki rezeki yang Allah berikan kepada mereka--padahal mereka adalah sama-sama manusia--maka mengapa mereka rela menyekutukan Allah dengan makhluk-makhluk-Nya, sementara penghambaan diri itu hanya layak dipersembahkan kepada Allah semata? Apakah sesudah itu mata hati mereka tetap tertutup dan terus mengingkari nikmat-nikmat Allah dengan cara mempertuhankan selain Dia?

وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

WaAllahu jaAAala lakum min anfusikum azwajan wajaAAala lakum min azwajikum baneena wahafadatan warazaqakum mina alttayyibati afabialbatili yuminoona wabiniAAmati Allahi hum yakfuroona

Allah menjadikan bagi kalian istri-istri yang berasal dari jenis yang sama dengan kalian agar kalian mendapatkan ketenangan hidup (sakînah) dari mereka. Dan dari istri-istri itu Allah menjadikan untuk kalian anak dan cucu. Kemudian Allah menurunkan bermacam rezeki yang baik dan kalian sukai. Apakah sesudah itu sebagian manusia justru menyekutukan Allah, percaya pada kebatilan dan ingkar pada karunia-karunia lahir Tuhan? Padahal semestinya semua itu disyukuri dan membuatnya hanya menyembah kepada Allah(1). (1) Perkawinan adalah suatu bentuk hubungan yang suci sebagai asal mula terbentuknya sebuah institusi keluarga yang merupakan pondasi umat dan masyarakat. Perkawinan adalah salah satu bentuk pembangunan fitrah yang dititipkan Tuhan dalam diri tiap manusia dan juga binatang. Kalau tidak ada aturan-aturan normatif perkawinan, maka dalam hal pemenuhan kebutuhan biologis manusia akan tidak ada bedanya dengan binatang, karena masing-masing akan menempuh jalan yang tanpa aturan dan semaunya. Jika demikian dia bukan lagi seorang manusia yang dibekali akal pikiran, diberi keutamaan dibanding makhluk lainnya dan ditunjuk sebagai khalifah di bumi. Di samping sudah merupakan ketentuan Tuhan pada manusia untuk mengatur fitrah dengan perkawinan agar terhindar dari kekacauan, di sisi lain manusia juga mempunyai kecenderungan untuk hidup selamanya. Melihat tidak ada kemungkinan pada dirinya secara pribadi untuk bisa bertahan hidup selamanya, maka jalan satu-satunya untuk mempertahankan kelangsungan hidup itu adalah melalui keturunan yang merupakan perpanjangan dari kehidupan dirinya.

وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِّنَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ شَيْـًٔا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ

WayaAAbudoona min dooni Allahi ma la yamliku lahum rizqan mina alssamawati waalardi shayan wala yastateeAAoona

Mereka menyembah berhala, bukan menyembah Allah. Padahal berhala-berhala itu tidak akan dapat mendatangkan rezeki buat mereka--apa pun bentuknya--meskipun sedikit, baik yang berasal dari langit berupa hujan atau yang berasal dari dalam bumi semacam buah-buahan. Tuhan-tuhan itu tidak dapat berbuat seperti itu meskipun sedikit saja.

فَلَا تَضْرِبُوا۟ لِلَّهِ ٱلْأَمْثَالَ إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Fala tadriboo lillahi alamthala inna Allaha yaAAlamu waantum la taAAlamoona

Seandainya kalian telah meyakini bahwa tuhan-tuhan selain Allah itu tidak akan dapat mendatangkan maslahat apa pun, maka hendaknya kalian tidak menyamakan mereka dengan Allah. Dengan menggunakan analogi-analogi palsu, kalian berusaha membenarkan tindakan kalian menyembah tuhan-tuhan itu. Sesungguhnya Allah mengetahui perbuatan kalian yang keliru dan akan membalasnya, sementara kalian dalam kealpaan dan ketidaksadaran akan masa depan kalian yang buruk.

ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا عَبْدًا مَّمْلُوكًا لَّا يَقْدِرُ عَلَىٰ شَىْءٍ وَمَن رَّزَقْنَٰهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنفِقُ مِنْهُ سِرًّا وَجَهْرًا هَلْ يَسْتَوُۥنَ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Daraba Allahu mathalan AAabdan mamlookan la yaqdiru AAala shayin waman razaqnahu minna rizqan hasanan fahuwa yunfiqu minhu sirran wajahran hal yastawoona alhamdu lillahi bal aktharuhum la yaAAlamoona

Allah membuat sebuah perumpamaan yang menggambarkan kekeliruan orang-orang musyrik dalam diri seorang budak yang tidak mampu berbuat apa-apa dan seorang merdeka yang Allah berikan karunia yang baik dan halal sehingga ia dengan bebas mengatur dan membelanjakan kekayaan yang menjadi miliknya, secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Apakah seorang budak yang tidak memiliki daya apa- apa bisa disederajatkan dengan orang merdeka yang dapat mengeluarkan apa yang dimilikinya? Demikianlah, sesungguhnya Allah adalah Pemilik segala yang ada. Allah berbuat dan mengatur kerajaan alam semesta sesuai dengan kehendak-Nya. Sebaliknya, tuhan-tuhan selain Allah tidak memiliki apa-apa sehingga mereka tidak berhak untuk dipertuhan. Segala puji semata-mata hanyalah bagi Allah, milik-Nya segala sifat kesempurnaan dan bagi-Nya segala kemahatinggian, karena Allah adalah sumber dari segala kebaikan dan keindahan. Dan para penyembah berhala itu tidaklah melakukan perbuatan mereka atas dasar keyakinan, melainkan hanya sekadar mengikuti tradisi para pembesar mereka. Bahkan kebanyakan mereka tidak mengerti. Mereka menyandangkan nikmat dan karunia kepada selain Allah dan menyembah selain- Nya.

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا رَّجُلَيْنِ أَحَدُهُمَآ أَبْكَمُ لَا يَقْدِرُ عَلَىٰ شَىْءٍ وَهُوَ كَلٌّ عَلَىٰ مَوْلَىٰهُ أَيْنَمَا يُوَجِّههُّ لَا يَأْتِ بِخَيْرٍ هَلْ يَسْتَوِى هُوَ وَمَن يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَهُوَ عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Wadaraba Allahu mathalan rajulayni ahaduhuma abkamu la yaqdiru AAala shayin wahuwa kallun AAala mawlahu aynama yuwajjihhu la yati bikhayrin hal yastawee huwa waman yamuru bialAAadli wahuwa AAala siratin mustaqeemin

Allah membuat perumpamaan lain dalam diri dua orang laki-laki. Yang satu bisu dan tuli, tidak bisa memahami perkataan orang dan memahamkan orang lain. Ia hanya tergantung pada kemauan orang yang mengatur urusannya, hanya menurut pada kehendak atasan meskipun diperintah untuk melakukan sesuatu yang tidak ada manfaat baiknya. Apakah lelaki seperti ini dapat disamakan dengan seorang lelaki yang fasih, kuat daya pendengarannya, menyuruh manusia untuk berbuat benar dan menegakkan keadilan, dan ia sendiri berada di atas jalan yang lurus tidak berliku? Demikianlah gambaran berhala-berhala yang mereka pertuhankan, bagaikan orang yang tuli dan bisu, tidak bisa memahami perkataan dan memahamkan orang lain. Tuhan-tuhan itu tidak berbicara, tidak mendengar dan tidak berguna. Samakah mereka--dalam pandangan kalian--dengan Yang Maha Mendengar lagi Maha Menyeru pada keadilan, kebenaran dan Maha Membimbing manusia ke jalan yang lurus?

وَلِلَّهِ غَيْبُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَآ أَمْرُ ٱلسَّاعَةِ إِلَّا كَلَمْحِ ٱلْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Walillahi ghaybu alssamawati waalardi wama amru alssaAAati illa kalamhi albasari aw huwa aqrabu inna Allaha AAala kulli shayin qadeerun

Hanya Allahlah yang mengetahui rahasia segala persoalan gaib di langit dan di bumi yang tidak dapat diketahui hamba-Nya. Sesungguhnya persoalan datangnya hari kiamat dan hari kebangkitan manusia--dalam pandangan Allah--sama gampang dan cepatnya dengan memejamkan pelupuk mata, bahkan lebih cepat dari itu. Dan sesungguhnya Allah Mahabesar kekuasan-Nya dan tidak sesuatu pun di dunia ini dapat menundukkan-Nya.

وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

WaAllahu akhrajakum min butooni ommahatikum la taAAlamoona shayan wajaAAala lakumu alssamAAa waalabsara waalafidata laAAallakum tashkuroona

Allah mengeluarkan diri kalian dari dalam perut ibu dalam keadaan tidak mengenal sedikit pun apa yang ada di sekeliling kalian. Kemudian Allah memberi kalian pendengaran, penglihatan dan mata hati sebagai bekal mencari ilmu pengetahuan, agar kalian beriman kepada-Nya atas dasar keyakinan dan bersyukur atas segala karunia-Nya(1). (1) Ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa indera pendengaran mulai tumbuh pada diri seorang bayi pada usia relatif dini, pada pekan-pekan pertama. Sedangkan indera penglihatan mulai dimiliki bayi pada bulan ketiga dan menjadi sempurna menginjak bulan keenam. Sedangkan kemampuan mata hati yang berfungsi membedakan yang baik dan buruk datang sesudah itu. Urutan penyebutan beberapa indera pada ayat di atas mencerminkan tahap perkembangan fungsi indera tersebut.

أَلَمْ يَرَوْا۟ إِلَى ٱلطَّيْرِ مُسَخَّرَٰتٍ فِى جَوِّ ٱلسَّمَآءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا ٱللَّهُ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Alam yaraw ila alttayri musakhkharatin fee jawwi alssamai ma yumsikuhunna illa Allahu inna fee thalika laayatin liqawmin yuminoona

Apakah orang-orang musyrik itu tidak memperhatikan bagaimana burung ditundukkan sehingga bisa melayang, terbang tinggi hingga ke langit? Allah telah membekali burung dengan sayap yang lebih besar dari ukuran badan dan bisa mengembang dan melipat. Dia juga menundukkan angin untuknya. Tidak ada yang mengendalikan burung itu dengan hukum yang begitu sempurna selain Allah. Sesungguhnya dengan mencermati dan merenungkan hikmah Allah yang ada pada ciptaan-Nya akan didapat bukti nyata yang bermanfaat bagi orang-orang yang siap untuk beriman(1). (1) Ada beberapa faktor yang menjadikan burung mampu terbang dengan mudah, antara lain tipikal bentuk tubuh burung yang ramping, sayap yang lebar dan dilengkapi dengan bulu-bulu serta tulang-tulang berongga. Ditambah lagi dengan kantong-kantong udara yang disimpan dalam perut, menggantung pada paru-paru. Kantong-kantong udara itu akan terisi udara secara otomatis pada saat burung mulai terbang, sehingga dengan demikian berat badan burung akan berkurang.

Contact Us

Thanks for reaching out. We'll get back to you soon.

Improve your location’s accuracy

Sometimes we might have trouble finding where you are located. Having your current location will help us to get you more accurate prayer times and nearby Islamic places. Here are some things you can do to help fix the problem.

  1. In the top right, click More
  2. Click Settings and then Show advanced settings.
  3. In the "Privacy" section, click Content settings.
    1. In the dialog that appears, scroll down to the "Location" section. Select one of these permissions:
    2. Allow all sites to track your physical location: Select this option to let all sites automatically see your location.
    3. Ask when a site tries to track your physical location: Select this option if you want Google Chrome to alert you whenever a site wants to see your location.
    4. Do not allow any site to track your physical location: Select this option if don't want any sites to see your location.
  4. Click Done.
  1. Open System Preferences and then Security & Privacy Preferences and then Privacy and then Location Services.
  2. To allow for changes, click the lock in the bottom left.
  3. Check "Enable Location Services."
  1. Turn on location
    1. On your phone or tablet, open the Settings app.
    2. Tap Location.
    3. At the top, switch location on.
    4. Tap Mode and then High accuracy.
    If you still get an error when you open IslamicFinder, follow the step 2.
  2. Open Chrome
    1. In the top right, tap More
    2. Tap Settings.
    3. Under "Advanced", tap Site Settings
    4. Tap Location. If you see a toggle, make sure it turned on and blue.
      1. If you see "Location access is turned off for this device," tap the blue words > on the next Settings screen, tap the toggle to turn on location access.
      2. If you see "blocked" under "Location," tap Blocked > tap IslamicFinder > Clear & reset.
    5. Open IslamicFinder in your mobile browser and refresh the web page
    If you're using a browser other than Chrome, visit your browser's help center by visiting their website.
  1. Turn on location
    1. Open Settings app.
    2. Tap Privacy > Location Services > Safari Websites.
    3. Under "Allow Location Access," tap While Using the app.
  2. Give current location access on your browser
      Safari
    1. Open settings app.
    2. Tap General > Reset.
    3. Tap Reset Location & Privacy.
    4. If prompted, enter your passcode.
    5. You will see a message that says "This will reset your location and privacy settings to factory defaults." Tap Reset Settings.
    6. Open Safari
    7. Go to IslamicFinder
    8. To give Safari access to your location, tap Allow or OK
    9. To give IslamicFinder access to your location, tap OK
  3. If you are using a browser other than Safari, visit your browser's help center by visiting their website.