Read Surah Sabawith translation
وَٱلَّذِينَ سَعَوْ فِىٓ ءَايَٰتِنَا مُعَٰجِزِينَ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِّن رِّجْزٍ أَلِيمٌ
Waallatheena saAAaw fee ayatina muAAajizeena olaika lahum AAathabun min rijzin aleemin
(Dan orang-orang yang berusaha untuk) menentang atau membatalkan (ayat-ayat Kami) yaitu Alquran (dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dari Kami) dan menurut qiraat yang lain, lafal Mu'aajiziina pada ayat ini dan pada ayat yang lainnya nanti dibaca Mu'jiziina. Maksudnya menganggap Kami tidak mampu mengazab mereka, atau mereka beranggapan dapat melepaskan diri dari azab Kami, karena mereka mempunyai dugaan, bahwa tidak ada hari berbangkit dan tidak ada azab (mereka itu memperoleh buruknya azab) azab yang paling buruk (yang pedih) yang menyakitkan, kalau dibaca Aliimin berarti menjadi sifat daripada lafal Rijzin dan kalau dibaca Aliimun berarti menjadi sifat daripada lafal 'Adzaabun.
وَيَرَى ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ هُوَ ٱلْحَقَّ وَيَهْدِىٓ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَمِيدِ
Wayara allatheena ootoo alAAilma allathee onzila ilayka min rabbika huwa alhaqqa wayahdee ila sirati alAAazeezi alhameedi
(Dan berpendapat) yakni telah mengetahui (orang-orang yang diberi ilmu) yang dimaksud adalah orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab, seperti Abdullah bin Salam dan teman-temannya (bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu) yakni Alquran (itulah) keputusan (yang benar dan menunjuki manusia kepada jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji) Allah yang memiliki keperkasaan lagi terpuji.
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ هَلْ نَدُلُّكُمْ عَلَىٰ رَجُلٍ يُنَبِّئُكُمْ إِذَا مُزِّقْتُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّكُمْ لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍ
Waqala allatheena kafaroo hal nadullukum AAala rajulin yunabbiokum itha muzziqtum kulla mumazzaqin innakum lafee khalqin jadeedin
(Dan orang-orang kafir berkata) sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain dengan nada yang penuh keheranan, ("Maukah kalian kami tunjukkan kepada kalian seorang laki-laki) yang mereka maksud adalah Nabi Muhammad (yang memberitakan kepada kalian) yang membawa berita kepada kalian, bahwasanya (apabila badan kalian telah hancur) telah berantakan (sehancur-hancurnya) menjadi berkeping-keping (sesungguhnya kalian akan dibangkitkan kembali dalam ciptaan yang baru?")
أَفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَم بِهِۦ جِنَّةٌۢ بَلِ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْءَاخِرَةِ فِى ٱلْعَذَابِ وَٱلضَّلَٰلِ ٱلْبَعِيدِ
Aftara AAala Allahi kathiban am bihi jinnatun bali allatheena la yuminoona bialakhirati fee alAAathabi waalddalali albaAAeedi
(Apakah dia mengada-adakan) lafal Aftaraa pada asalnya adalah A-iftaraa, kemudian Hamzah Washalnya tidak dibutuhkan lagi karena Hamzah Istifham sudah difathahkan, sehingga menjadi Aftaraa (kebohongan terhadap Allah) dalam hal tersebut (ataukah ada padanya penyakit gila?) yakni gangguan pada otaknya hingga ia mengkhayal yang bukan-bukan. Maka, Allah berfirman menyanggah mereka, ("Tidak, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat) yang di dalamnya terdapat hari berbangkit dan azab pembalasan (berada dalam siksaan) di akhirat nanti (dan kesesatan yang jauh.) dari kebenaran dalam kehidupan dunia.
أَفَلَمْ يَرَوْا۟ إِلَىٰ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ إِن نَّشَأْ نَخْسِفْ بِهِمُ ٱلْأَرْضَ أَوْ نُسْقِطْ عَلَيْهِمْ كِسَفًا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيبٍ
Afalam yaraw ila ma bayna aydeehim wama khalfahum mina alssamai waalardi in nasha nakhsif bihimu alarda aw nusqit AAalayhim kisafan mina alssamai inna fee thalika laayatan likulli AAabdin muneebin
(Maka, apakah mereka tidak melihat) tidak memperhatikan (kepada apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka) maksudnya apa yang ada di atas dan di bawah mereka (yaitu langit dan bumi? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan) dapat dibaca Kisfan atau Kisafan artinya gumpalan-gumpalan (dari langit) menurut qiraat yang lain lafal Nasya', Nakhsif, dan Nusqith dibaca Yasya', Yakhsif dan Yusqith. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal-hal yang terlihat itu (benar-benar terdapat tanda bagi setiap hamba yang kembali.") kepada Rabbnya, yaitu tanda yang menunjukkan akan kekuasaan Allah yang mampu membangkitkan hidup kembali dan menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ مِنَّا فَضْلًا يَٰجِبَالُ أَوِّبِى مَعَهُۥ وَٱلطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ ٱلْحَدِيدَ
Walaqad atayna dawooda minna fadlan ya jibalu awwibee maAAahu waalttayra waalanna lahu alhadeeda
(Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami) berupa kenabian dan Kitab Zabur. Dan Kami berfirman, ("Hai gunung-gunung! Lakukanlah berulang-ulang) yakni ulang-ulanglah (bersama Daud) melakukan tasbih; maksudnya bertasbihlah berulang-ulang bersamanya (dan burung-burung") dibaca Nashab karena di'athafkan secara Mahall pada lafal Al Jibaalu maksudnya Kami menyeru mereka supaya bertasbih bersamanya (dan Kami telah melunakkan besi untuknya) sehingga besi di tangan Nabi Daud bagaikan adonan roti lunaknya.
أَنِ ٱعْمَلْ سَٰبِغَٰتٍ وَقَدِّرْ فِى ٱلسَّرْدِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Ani iAAmal sabighatin waqaddir fee alssardi waiAAmaloo salihan innee bima taAAmaloona baseerun
Dan kami berfirman pula, ("Buatlah) dari besi itu (baju besi yang besar-besar) yang menutupi tubuh pemakainya, sehingga terseret ke tanah karena besarnya (dan ukurlah anyamannya) anyamlah baju besi itu, oleh karenanya pembuat baju besi dinamakan Sarrad. Maksudnya jadikanlah baju besi itu sehingga sesuai dengan ukuran pemakainya (dan kerjakanlah oleh kalian) oleh keluarga Daud bersama-sama Daud sendiri (amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kalian kerjakan.") maka, Aku akan membalasnya kepada kalian.
وَلِسُلَيْمَٰنَ ٱلرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ وَأَسَلْنَا لَهُۥ عَيْنَ ٱلْقِطْرِ وَمِنَ ٱلْجِنِّ مَن يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِۦ وَمَن يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ ٱلسَّعِيرِ
Walisulaymana alrreeha ghuduwwuha shahrun warawahuha shahrun waasalna lahu AAayna alqitri wamina aljinni man yaAAmalu bayna yadayhi biithni rabbihi waman yazigh minhum AAan amrina nuthiqhu min AAathabi alssaAAeeri
(Dan) Kami tundukkan (bagi Sulaiman angin) menurut qiraat yang lain lafal Ar Riiha dibaca Ar Riihu yaitu dengan memperkirakan keberadaan lafal Taskhiirun (yang perjalanannya di waktu pagi) perjalanannya mulai dari pagi hingga waktu tergelincir matahari (sama dengan perjalanan sebulan, dan perjalanannya di waktu sore hari) yaitu mulai dari tergelincir matahari sampai terbenam (sama dengan perjalanan sebulan) maksudnya sama dengan perjalanan selama itu (dan Kami alirkan) Kami leburkan (cairan tembaga baginya) sehingga tembaga itu menjadi lebur selama tiga hari tiga malam, sebagaimana air mengalir dan umat manusia sampai sekarang dapat mengeksploitasinya berkat ilmu yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Sulaiman. (Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di bawah kekuasaannya dengan izin) yakni berdasarkan perintah (Rabbnya. Dan siapa yang menyimpang) menyeleweng (di antara mereka dari perintah Kami) yang menyuruhnya untuk taat kepada Nabi Sulaiman (Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala) di akhirat nanti. Menurut suatu pendapat azab tersebut terjadi di dunia, yaitu malaikat memukulnya dengan cambuk api, yang setiap pukulan dapat membakar dan menghanguskannya.
يَعْمَلُونَ لَهُۥ مَا يَشَآءُ مِن مَّحَٰرِيبَ وَتَمَٰثِيلَ وَجِفَانٍ كَٱلْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَّاسِيَٰتٍ ٱعْمَلُوٓا۟ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ
YaAAmaloona lahu ma yashao min mahareeba watamatheela wajifanin kaaljawabi waqudoorin rasiyatin iAAmaloo ala dawooda shukran waqaleelun min AAibadiya alshshakooru
(Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi) bangunan-bangunan tinggi yang memakai tangga untuk orang yang mau memasukinya (dan patung-patung) lafal Tamaatsiil adalah bentuk jamak dari lafal Timtsaalun, yaitu segala sesuatu yang dibuat menurut gambaran objek yang dipahatnya. Maksudnya adalah patung-patung yang terbuat dari tembaga, ada pula yang terbuat dari kaca serta batu pualam. Perlu diketahui bahwa membuat patung atau gambar tidak diharamkan menurut syariat Nabi Sulaiman (dan piring-piring besar) lafal Jifaanin bentuk jamak dari lafal Jafnah (yang besarnya seperti kolam) lafal Jawaabii bentuk jamak dari lafal Jaabiyah artinya kolam yang besar; piring besar itu dapat dipakai untuk makan seribu orang (dan periuk yang tetap) berada di atas tungkunya serta tidak bergerak dari tempatnya karena saking besarnya. Periuk tersebut terbuat dari bukit negeri Yaman dan bagi orang yang memasak harus menaiki tangga, demikian pula bagi orang yang mau mengambil makanan daripadanya. Dan Kami berfirman, ("Bekerjalah kalian) hai (keluarga Daud) untuk taat kepada Allah (sebagai tanda syukur) kepada-Nya atas apa yang telah Dia limpahkan kepada kalian berupa nikmat-nikmat. (Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.") yang mau bekerja untuk taat kepada-Ku sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada-Ku atas nikmat-nikmat yang telah Kuberikan kepadanya.
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ ٱلْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِۦٓ إِلَّا دَآبَّةُ ٱلْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُۥ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ ٱلْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ ٱلْغَيْبَ مَا لَبِثُوا۟ فِى ٱلْعَذَابِ ٱلْمُهِينِ
Falamma qadayna AAalayhi almawta ma dallahum AAala mawtihi illa dabbatu alardi takulu minsaatahu falamma kharra tabayyanati aljinnu an law kanoo yaAAlamoona alghayba ma labithoo fee alAAathabi almuheeni
(Maka tatkala Kami telah menetapkan terhadapnya) terhadap Sulaiman (kematian) ia mati dalam keadaan diam berdiri bertopang pada tongkatnya selama setahun penuh. Para jin masih tetap melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat sebagaimana biasanya, karena mereka tidak menduga bahwa Nabi Sulaiman telah mati. Ketika rayap menggerogoti tongkatnya lalu tongkat itu patah, kemudian Nabi Sulaiman jatuh terjungkal maka menjadi nyatalah kematiannya di mata para jin itu (tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap) lafal Al Ardhu adalah bentuk Mashdar dari lafal Uridhatul Khasyabatu, artinya kayu itu digerogoti oleh rayap (yang memakan tongkatnya) lafal Minsa-atahuu dapat pula dibaca Minsaatahuu, yakni tongkatnya, dinamakan demikian karena tongkat itu dipakai untuk mengusir dan menghardik. (Maka, tatkala ia telah tersungkur) dalam keadaan telah mati (tahulah jin itu) yakni jelaslah bagi mereka (bahwa) "an" berasal dari Anna yang kemudian ditakhfifkan, asalnya Annahum (kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib) antara lain ialah apa yang gaib di mata mereka tentang kematian Nabi Sulaiman (tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan) kerja berat yang selama ini mereka lakukan, karena mereka menduga bahwa Nabi Sulaiman masih tetap hidup, berbeda halnya jika mereka mengetahui ilmu gaib. Mereka baru mengetahui kematiannya setelah satu tahun berdasarkan perhitungan masa yang diperkirakan jika sebuah tongkat dimakan rayap, sejak sehari semalam sesudah kematiannya.
IslamicFinder brings Al Quran to you making the Holy Quran recitation a whole lot easier. With our Al Quran explorer feature, just with a tap, you can select the Surah you want to recite or listen Quran mp3 audio! Offering your Holy Quran Translation and Quran Transliteration in English and several other languages, Quran recitation has never been easier. Happy reading!
Contact Us
Thanks for reaching out.
We'll get back to you soon.