Penafian

Kami melakukan banyak usaha untuk menentusahkan semua maklumat di IslamicFinder.org. Jika anda menemui sebarang kandungan yang tidak sesuai (atau pautan kepada kandungan yang tidak sesuai), sila  hubungi kami.

LOKASI

Sila masukkan nama lokasi semasa anda
Sila masukkan nilai latitud longitud yang betul
Sila masukkan zon waktu
Sila pilih tarikh mula penyimpanan siang
Sila masukkan tarikh akhir penyimpanan siang
PENGIRAAN SOLAT

kami untuk pengalaman lebih pantas dan kemaskini harian.

×

kami untuk pengalaman lebih pantas dan kemaskini harian.

×

Baca Surah Muhammaddengan terjemahan

Maaf, tidak berjaya menemui ayat yang sepadan dengan soalan/perkataan anda.

أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِۦ كَمَن زُيِّنَ لَهُۥ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ وَٱتَّبَعُوٓا۟ أَهْوَآءَهُم

Afaman kana AAala bayyinatin min rabbihi kaman zuyyina lahu sooo AAamalihi waittabaAAoo ahwaahum

(Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan) yakni hujah dan argumentasi (yang datang dari Rabbnya) mereka adalah orang-orang mukmin (sama dengan orang yang dihiasi oleh keburukan amal perbuatannya) karena itu lalu ia memandangnya sebagai perbuatan yang baik, mereka adalah orang-orang kafir Mekah (dan mengikuti hawa nafsunya?) dalam menyembah berhala-berhala, maksudnya tentu saja tidak ada persamaan di antara keduanya.

مَّثَلُ ٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلْمُتَّقُونَ فِيهَآ أَنْهَٰرٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَٰرٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُۥ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشَّٰرِبِينَ وَأَنْهَٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَٰلِدٌ فِى ٱلنَّارِ وَسُقُوا۟ مَآءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ

Mathalu aljannati allatee wuAAida almuttaqoona feeha anharun min main ghayri asinin waanharun min labanin lam yataghayyar taAAmuhu waanharun min khamrin laththatin lilshsharibeena waanharun min AAasalin musaffan walahum feeha min kulli alththamarati wamaghfiratun min rabbihim kaman huwa khalidun fee alnnari wasuqoo maan hameeman faqattaAAa amAAaahum

(Perumpamaan) gambaran tentang (surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa) dan yang menjadi milik bersama bagi orang-orang yang memasukinya. Lafal ayat ini menjadi Mubtada, sedangkan Khabarnya ialah (yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya) dapat dibaca Aasinin atau Asinin, jika dibaca Aasinin wazannya sama dengan lafal Dhaaribin, jika dibaca Asinin Wazannya sama dengan lafal Hadzirun. Artinya, airnya tidak berubah atau tidak berbeda dengan air dunia yang dapat berubah karena ada sesuatu yang mencampurinya (sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya) berbeda dengan air susu di dunia, karena air susu di dunia keluar dari susu (sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya) sangat lezat rasanya (bagi peminumnya) berbeda halnya dengan khamar di dunia, khamar dunia rasanya tidak enak bila diminum (dan sungai-sungai dari madu yang disaring) berbeda dengan madu di dunia, karena madu di dunia keluar dari perut tawon kemudian bercampur dengan lilin dan lain sebagainya (dan mereka memperoleh di dalamnya) berbagai macam jenis (dari aneka ragam buah-buahan, dan ampunan dari Rabb mereka) Rabb mereka rela terhadap mereka di samping kebaikan-Nya yang terus melimpah bagi mereka tanpa henti-hentinya, yaitu berupa kenikmatan-kenikmatan yang telah disebutkan tadi. Berbeda halnya dengan perihal seorang tuan atau pemilik hamba sahaya di dunia, karena sesungguhnya sekalipun majikan dari hamba sahaya itu berbuat baik kepadanya hal itu dibarengi dengan amarahnya, yakni terkadang sang majikan memarahinya (sama dengan orang yang kekal dalam neraka) lafal ayat ini menjadi Khabar dari Mubtada yang diperkirakan keberadaannya yakni, apakah orang yang berada dalam kenikmatan tersebut sama dengan orang yang kekal di dalam neraka (dan diberi minuman dengan air yang mendidih) yakni air yang sangat panas (sehingga memotong-motong ususnya?) artinya, minuman itu menghancurkan dan mencabik-cabik isi perutnya. Lafal Am'aa adalah bentuk jamak dari lafal Mi'a, sedangkan huruf Alifnya adalah ganti dari huruf Ya, karena sebagian dari mereka ada yang mengatakan Mi'yaani.

وَمِنْهُم مَّن يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ حَتَّىٰٓ إِذَا خَرَجُوا۟ مِنْ عِندِكَ قَالُوا۟ لِلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ مَاذَا قَالَ ءَانِفًا أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ طَبَعَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَٱتَّبَعُوٓا۟ أَهْوَآءَهُمْ

Waminhum man yastamiAAu ilayka hatta itha kharajoo min AAindika qaloo lillatheena ootoo alAAilma matha qala anifan olaika allatheena tabaAAa Allahu AAala quloobihim waittabaAAoo ahwaahum

(Dan di antara mereka) orang-orang kafir itu (ada orang yang mendengarkan perkataanmu) sewaktu kamu berkhutbah Jumat, mereka adalah orang-orang munafik (sehingga apabila mereka keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang-orang yang telah diberi ilmu pengetahuan) dari kalangan sahabat Nabi saw. antara lain adalah Ibnu Masud dan Ibnu Abbas r.a.; mereka mengatakan kepadanya dengan nada sinis dan mengejek, ("Apakah yang dikatakannya tadi?") dapat dibaca Aanifan atau Anifan, maksudnya kami kurang jelas. (Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah) dengan kekafiran (dan mengikuti hawa nafsu mereka) dalam kemunafikan.

وَٱلَّذِينَ ٱهْتَدَوْا۟ زَادَهُمْ هُدًى وَءَاتَىٰهُمْ تَقْوَىٰهُمْ

Waallatheena ihtadaw zadahum hudan waatahum taqwahum

(Dan orang-orang yang mendapat petunjuk) mereka adalah orang-orang mukmin (Dia menambah kepada mereka) yakni Allah swt. (petunjuk dan memberikan kepada mereka -balasan- ketakwaannya) maksudnya, Allah memberikan ilham kepada mereka untuk mengamalkan hal-hal yang dapat memelihara diri mereka dari neraka.

فَهَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأْتِيَهُم بَغْتَةً فَقَدْ جَآءَ أَشْرَاطُهَا فَأَنَّىٰ لَهُمْ إِذَا جَآءَتْهُمْ ذِكْرَىٰهُمْ

Fahal yanthuroona illa alssaAAata an tatiyahum baghtatan faqad jaa ashratuha faanna lahum itha jaathum thikrahum

(Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu) maksudnya tiadalah yang ditunggu-tunggu, oleh orang-orang kafir Mekah (melainkan hari kiamat yaitu kedatangannya kepada mereka) lafal An Ta'tiyahum menjadi Badal Isytimal dari lafal As-Saa'ah; yakni, perkaranya tiada lain hanyalah menunggu kedatangan kiamat kepada mereka (dengan tiba-tiba) atau secara sekonyong-konyong (karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya) alamat-alamatnya, antara lain diutusnya Nabi saw., terbelahnya bulan dan munculnya Ad-Dukhaan. (Maka apabila ia datang kepada mereka apakah faedahnya) yang dimaksud adalah kedatangan hari kiamat (kesadaran mereka) keinsafan mereka, tidak ada manfaatnya lagi buat mereka.

فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَىٰكُمْ

FaiAAlam annahu la ilaha illa Allahu waistaghfir lithanbika walilmumineena waalmuminati waAllahu yaAAlamu mutaqallabakum wamathwakum

(Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah) maksudnya, tetaplah engkau hai Muhammad pada prinsipmu yang demikian itu, karena itu bermanfaat kelak di hari kiamat (dan mohonlah ampunan bagi dosamu) yakni demi dosamu. Menurut suatu pendapat disebutkan, bahwa dikatakan demikian kepada Nabi Muhammad saw. dimaksud sebagai pelajaran buat umatnya, supaya mereka meniru jejaknya. Sedangkan bagi nabi dima'shum atau terpelihara dari perbuatan dosa. Memang Nabi saw. telah mengerjakan hal ini sebagaimana yang diungkapkan di dalam salah satu sabdanya yang mengatakan, "Sesungguhnya aku selalu memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali untuk setiap harinya." (dan bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan) di dalam ungkapan ayat ini terkandung penghormatan buat mereka, karena Allah swt. memerintahkan kepada nabi supaya memintakan ampun buat mereka. (Dan Allah mengetahui tempat kalian berusaha) tempat kalian bergerak di siang hari dalam rangka mencari upaya penghidupan (dan tempat tinggal kalian) maksudnya, tempat kalian beristirahat di tempat tidur kalian pada malam hari. Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah swt. mengetahui semua hal ikhwal kalian, tiada sesuatu pun yang samar bagi-Nya, maka berhati-hatilah kalian kepada-Nya. Khitab dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang mukmin dan lain-lainnya.

وَيَقُولُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَوْلَا نُزِّلَتْ سُورَةٌ فَإِذَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ مُّحْكَمَةٌ وَذُكِرَ فِيهَا ٱلْقِتَالُ رَأَيْتَ ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يَنظُرُونَ إِلَيْكَ نَظَرَ ٱلْمَغْشِىِّ عَلَيْهِ مِنَ ٱلْمَوْتِ فَأَوْلَىٰ لَهُمْ

Wayaqoolu allatheena amanoo lawla nuzzilat sooratun faitha onzilat sooratun muhkamatun wathukira feeha alqitalu raayta allatheena fee quloobihim maradun yanthuroona ilayka nathara almaghshiyyi AAalayhi mina almawti faawla lahum

(Dan orang-orang yang beriman berkata) dalam rangka meminta berjihad, ("Mengapa tidak) atau kenapa tidak (diturunkan suatu surah?") yang di dalamnya disebutkan masalah jihad. (Maka apabila diturunkan suatu surah yang muhkam) tiada suatu ayat pun darinya yang dimansukh (dan disebutkan di dalamnya perintah perang) anjuran untuk berperang bagi kalian (kalian lihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit) berupa keragu-raguan dalam memeluk agamamu, mereka adalah orang-orang munafik (melihat kepadamu dengan pandangan seperti orang yang pingsan) tidak sadarkan diri (karena takut mati) khawatir akan mati dan benci kepadanya; maksudnya mereka takut menghadapi peperangan dan sangat benci kepadanya. (Maka hal yang lebih utama bagi mereka) lafal ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada, sedangkan Khabarnya ialah:

طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَّعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ ٱلْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا۟ ٱللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ

TaAAatun waqawlun maAAroofun faitha AAazama alamru falaw sadaqoo Allaha lakana khayran lahum

(Adalah taat dan mengucapkan perkataan yang baik) artinya bersikap baik terhadapmu. (Apabila telah tetap perintah) maksudnya, perang telah difardukan. (Maka jika mereka menepati kepada Allah) dalam beriman dan taat kepada-Nya (niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka) Jumlah yang jatuh sesudah Lau merupakan Jawab dari lafal Idzaa.

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوٓا۟ أَرْحَامَكُمْ

Fahal AAasaytum in tawallaytum an tufsidoo fee alardi watuqattiAAoo arhamakum

(Maka apakah sekiranya) dapat dibaca `Asaitum atau `Asiitum, di dalam ungkapan ini terkandung ungkapan Iltifat dari Ghaibah kepada Mukhathab; maksudnya barangkali kalian (jika kalian berpaling) memalingkan diri dari iman (kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan) maksudnya, kalian akan kembali kepada akhlak jahiliyah, yaitu gemar mengadakan kerusakan dan peperangan.

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰٓ أَبْصَٰرَهُمْ

Olaika allatheena laAAanahumu Allahu faasammahum waaAAma absarahum

(Mereka itulah) yakni orang-orang yang merusak itu (orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka) dari mendengarkan perkara yang hak (dan dibutakan-Nya mata mereka) dari jalan petunjuk.

Contact Us

Thanks for reaching out. We'll get back to you soon.

Improve your location’s accuracy

Sometimes we might have trouble finding where you are located. Having your current location will help us to get you more accurate prayer times and nearby Islamic places. Here are some things you can do to help fix the problem.

  1. In the top right, click More
  2. Click Settings and then Show advanced settings.
  3. In the "Privacy" section, click Content settings.
    1. In the dialog that appears, scroll down to the "Location" section. Select one of these permissions:
    2. Allow all sites to track your physical location: Select this option to let all sites automatically see your location.
    3. Ask when a site tries to track your physical location: Select this option if you want Google Chrome to alert you whenever a site wants to see your location.
    4. Do not allow any site to track your physical location: Select this option if don't want any sites to see your location.
  4. Click Done.
  1. Open System Preferences and then Security & Privacy Preferences and then Privacy and then Location Services.
  2. To allow for changes, click the lock in the bottom left.
  3. Check "Enable Location Services."
  1. Turn on location
    1. On your phone or tablet, open the Settings app.
    2. Tap Location.
    3. At the top, switch location on.
    4. Tap Mode and then High accuracy.
    If you still get an error when you open IslamicFinder, follow the step 2.
  2. Open Chrome
    1. In the top right, tap More
    2. Tap Settings.
    3. Under "Advanced", tap Site Settings
    4. Tap Location. If you see a toggle, make sure it turned on and blue.
      1. If you see "Location access is turned off for this device," tap the blue words > on the next Settings screen, tap the toggle to turn on location access.
      2. If you see "blocked" under "Location," tap Blocked > tap IslamicFinder > Clear & reset.
    5. Open IslamicFinder in your mobile browser and refresh the web page
    If you're using a browser other than Chrome, visit your browser's help center by visiting their website.
  1. Turn on location
    1. Open Settings app.
    2. Tap Privacy > Location Services > Safari Websites.
    3. Under "Allow Location Access," tap While Using the app.
  2. Give current location access on your browser
      Safari
    1. Open settings app.
    2. Tap General > Reset.
    3. Tap Reset Location & Privacy.
    4. If prompted, enter your passcode.
    5. You will see a message that says "This will reset your location and privacy settings to factory defaults." Tap Reset Settings.
    6. Open Safari
    7. Go to IslamicFinder
    8. To give Safari access to your location, tap Allow or OK
    9. To give IslamicFinder access to your location, tap OK
  3. If you are using a browser other than Safari, visit your browser's help center by visiting their website.