Oku Surat YusufSure okuma
قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Qala innama ashkoo baththee wahuznee ila Allahi waaAAlamu mina Allahi ma la taAAlamoona
Namun, ucapan mereka tidak berpengaruh sama sekali pada diri Ya'qûb. Ia kemudian menjawab, "Aku tidak mengadu kepada kalian. Juga tidak meminta kalian untuk meringankan kesedihanku: yang sulit, yang mudah, yang dapat aku rahasiakan, maupun yang tidak dapat aku rahasiakan. Sebab, aku tahu benar kebaikan tindakan dan keluasan kasih sayang-Nya yang tidak kalian ketahui."
يَٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ
Ya baniyya ithhaboo fatahassasoo min yoosufa waakheehi wala tayasoo min rawhi Allahi innahu la yayasu min rawhi Allahi illa alqawmu alkafiroona
Yakin dan percaya kepada Allah memang dapat membangkitkan harapan. Maka dari itu, kesedihan yang dialami Ya'qûb tidak mampu membuatnya putus asa bahwa kedua anaknya yang hilang pasti akan kembali ke pangkuannya. Nalurinya mengatakan bahwa kedua anaknya itu masih hidup, dan bahwa pertemuannya dengan mereka sudah semakin dekat. Ya'qûb kemudian meminta anak-anaknya pergi ke Mesir mencari kedua anaknya yang hilang itu dengan mengatakan, "Anak-anakku, pergilah kalian ke Mesir dan bergabunglah dengan kakakmu lalu carilah Yûsuf dan saudaranya, Benyamin. Tanyakan kepada orang-orang tentang mereka secara lemah lembut tanpa harus dirasakan orang. Jangan berputus asa terhadap sifat kasih sayang Allah yang pasti akan mengembalikan mereka kepada kita. Sebab, sesungguhnya yang berputus asa terhadap kasih sayang Allah hanyalah orang-orang yang ingkar dan kafir."
فَلَمَّا دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ قَالُوا۟ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْعَزِيزُ مَسَّنَا وَأَهْلَنَا ٱلضُّرُّ وَجِئْنَا بِبِضَٰعَةٍ مُّزْجَىٰةٍ فَأَوْفِ لَنَا ٱلْكَيْلَ وَتَصَدَّقْ عَلَيْنَآ إِنَّ ٱللَّهَ يَجْزِى ٱلْمُتَصَدِّقِينَ
Falamma dakhaloo AAalayhi qaloo ya ayyuha alAAazeezu massana waahlana alddurru wajina bibidaAAatin muzjatin faawfi lana alkayla watasaddaq AAalayna inna Allaha yajzee almutasaddiqeena
Saudara-saudara Yûsuf itu kemudian melaksanakan perintah ayahnya dan pergi ke Mesir. Ketika tampak penguasa kerajaan yang dari kejauhan mirip Yûsuf, mereka pun berusaha menyamar agar dapat bertemu dengan penguasa Mesir itu. Ketika menghadap sang penguasa itu mereka berkata, "Paduka, kami sekeluarga tertimpa musibah kelaparan yang menyebabkan jiwa dan raga kami sakit. Kami dahulu pernah datang kepada paduka dengan membawa sedikit barang, tapi kemudian barang itu dikembalikan kepada kami karena berjumlah sedikit dan tak berharga, serta tidak seimbang dengan apa yang kami harapkan dari paduka. Karena kami mengharap paduka untuk tidak mengurangi dan tidak melebihkan timbangan, maka penuhilah timbangan kami. Jadikanlah yang lebih dari hak yang kami terima sebagai sedekah. Sesungguhnya Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah dengan pahala yang lebih baik."
قَالَ هَلْ عَلِمْتُم مَّا فَعَلْتُم بِيُوسُفَ وَأَخِيهِ إِذْ أَنتُمْ جَٰهِلُونَ
Qala hal AAalimtum ma faAAaltum biyoosufa waakheehi ith antum jahiloona
Naluri kesaudaraan Yûsuf yang sayang dan memaafkan kesalahan pun muncul. Yûsuf mulai membuka tabir yang selama ini tertutup, dengan mencela dan mengatakan kepada mereka, "Apakah kalian menyadari keburukan perbuatan yang kalian lakukan terhadap Yûsuf ketika kalian melemparnya ke dalam sumur, dan Benyamin yang kalian sakiti? Ketika itu kalian terdorong oleh kebodohan yang membuat kalian lupa sikap kasih dan persaudaraan!"
قَالُوٓا۟ أَءِنَّكَ لَأَنتَ يُوسُفُ قَالَ أَنَا۠ يُوسُفُ وَهَٰذَآ أَخِى قَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَآ إِنَّهُۥ مَن يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ
Qaloo ainnaka laanta yoosufa qala ana yoosufu wahatha akhee qad manna Allahu AAalayna innahu man yattaqi wayasbir fainna Allaha la yudeeAAu ajra almuhsineena
Kejutan yang dilakukan Yûsuf itu menggugah mereka bahwa penguasa yang mereka hadapi itu adalah Yûsuf. Mereka pun kemudian berkata, "Tentu padukalah Yûsuf itu. Benar, engkaulah Yûsuf." Yûsuf pun membenarkan dugaan mereka dan berkata, "Benar, akulah Yûsuf dan ini Benyamin, saudaraku. Allah telah menyelamatkan kami dari kematian, dan memberikan karunia serta kekuasaan kepada kami. Hal itu adalah balasan Allah atas keikhlasan dan kebaikanku. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik."
قَالُوا۟ تَٱللَّهِ لَقَدْ ءَاثَرَكَ ٱللَّهُ عَلَيْنَا وَإِن كُنَّا لَخَٰطِـِٔينَ
Qaloo taAllahi laqad atharaka Allahu AAalayna wain kunna lakhatieena
Mereka berkata, "Engkau benar, Yûsuf. Kami berani bersumpah bahwa engkau sungguh telah dikaruniai ketakwaan, kesabaran, kelakuan baik dan kerajaan serta kedudukan yang tinggi oleh Allah. Kamilah yang berdosa atas apa yang kami perbuat terhadapmu dan saudaramu. Maka Allah pun merendahkan kami dan memberikan balasan orang-orang yang berdosa kepada kami."
قَالَ لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ ٱلْيَوْمَ يَغْفِرُ ٱللَّهُ لَكُمْ وَهُوَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
Qala la tathreeba AAalaykumu alyawma yaghfiru Allahu lakum wahuwa arhamu alrrahimeena
Yûsuf, sang nabi, menjawab, "Tidak apa-apa. Hari ini kalian tidak terhina. Kalian aku maafkan karena alasan menghormati keturunan dan hak saudara. Aku akan memohon kepada Allah agar memaafkan dan mengampuni kalian. Sesungguhnya Dia adalah pemilik kasih sayang yang amat luas."
ٱذْهَبُوا۟ بِقَمِيصِى هَٰذَا فَأَلْقُوهُ عَلَىٰ وَجْهِ أَبِى يَأْتِ بَصِيرًا وَأْتُونِى بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ
Ithhaboo biqameesee hatha faalqoohu AAala wajhi abee yati baseeran watoonee biahlikum ajmaAAeena
Yûsuf kemudian menanyakan ayahnya kepada mereka. Ketika mereka menceritakan kondisi buruknya dan keadaan matanya akibat terlalu sedih dan banyak menangis, Yûsuf memberikan bajunya kepada mereka lalu berkata, "Bawalah baju ini pulang dan lemparkanlah ke wajah ayah. Ia pasti akan gembira dan yakin bahwa aku masih hidup. Baju itu juga akan mengembalikan penglihatannya kembali. Saat ayah dapat melihat kembali, ajaklah ia dan semua keluarga kalian ke sini."
وَلَمَّا فَصَلَتِ ٱلْعِيرُ قَالَ أَبُوهُمْ إِنِّى لَأَجِدُ رِيحَ يُوسُفَ لَوْلَآ أَن تُفَنِّدُونِ
Walamma fasalati alAAeeru qala aboohum innee laajidu reeha yoosufa lawla an tufannidooni
Mereka pun lalu pergi membawa baju Yûsuf. Saat itu hati Ya'qûb berdebar menanti berita yang akan dibawa anak-anaknya. Saat menanti itu Allah selalu bersama Ya'qûb dan menghubungkan antara jiwanya dan jiwa anak-anaknya. Maka, tatkala kafilah anak-anaknya telah melewati perbatasan Mesir menuju kepadanya, Allah melapangkan harapannya dan memberikan ketenangan tentang dekatnya kabar gembira mengenai keselamatan Yûsuf. Ya'qûb memberitahukan hal itu kepada keluarganya seraya berkata, "Aku mencium bau Yûsuf yang sangat aku sukai. Kalau bukan karena takut kalian tuduh aku berbuat sesuatu yang tidak baik, tentu aku akan ceritakan kepada kalian lebih dari sekadar perasaan dan naluri."
قَالُوا۟ تَٱللَّهِ إِنَّكَ لَفِى ضَلَٰلِكَ ٱلْقَدِيمِ
Qaloo taAllahi innaka lafee dalalika alqadeemi
Keluarganya malah membalas dengan keras dan tetap yakin bahwa Ya'qûb belum sadar dan terbuai dalam khayalan. Akibatnya terjadilah apa yang terjadi, karena begitu cintanya kepada Yûsuf, begitu seringnya ia menyebut namanya karena ingin berjumpa.
Contact Us
Thanks for reaching out.
We'll get back to you soon.