وَأَمَّا مَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَلَهُۥ جَزَآءً ٱلْحُسْنَىٰ وَسَنَقُولُ لَهُۥ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا
Waamma man amana waAAamila salihan falahu jazaan alhusna wasanaqoolu lahu min amrina yusran
(Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik) yakni surga; diidhafatkannya lafal Jazaa-an kepada lafal Al Husna mengandung makna penjelasan. Dan menurut qiraat yang lain lafal Jazaa-an dibaca Jazaa-u'; sehubungan dengan bacaan ini Imam Al-Farra' mengatakan bahwa dinashabkannya lafal Jazaa-an karena dianggap sebagai kalimat penafsir, maksudnya bila ditinjau dari segi nisbatnya (dan akan Kami titahkan kepadanya perintah yang mudah dari perintah-perintah Kami)" maksudnya Kami akan memberikan perintah kepadanya dengan perintah yang mudah untuk ia laksanakan.
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا
Thumma atbaAAa sababan
(Kemudian ia menempuh jalan yang lain) yaitu menuju ke arah Timur.
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَل لَّهُم مِّن دُونِهَا سِتْرًا
Hatta itha balagha matliAAa alshshamsi wajadaha tatluAAu AAala qawmin lam najAAal lahum min dooniha sitran
(Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbitnya matahari) tempat matahari terbit (dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat) mereka adalah bangsa Zunuj atau orang-orang Indian (yang Kami tidak menjadikan bagi mereka dari sinarnya) yaitu dari sinar matahari (sesuatu yang melindunginya) baik berupa pakaian atau pun atap-atap. Karena sesungguhnya tanah tempat mereka tinggal tidak dapat menopang bangunan, dan mereka hanya mempunyai tempat perlindungan berupa liang-liang, di tempat tersebut mereka masuk bila matahari terbit, dan bila matahari telah tinggi baru mereka keluar dari liang-liang itu.
كَذَٰلِكَ وَقَدْ أَحَطْنَا بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًا
Kathalika waqad ahatna bima ladayhi khubran
(Demikianlah) perkara itu sebagaimana yang telah Kami ceritakan. (Dan sesungguhnya Kami meliputi terhadap semua apa yang ada padanya) yaitu yang ada pada Zulkarnain berupa alat-alat persenjataan, balatentara dan lain sebagainya (dengan ilmu Kami) yakni Kami mengetahui semuanya.
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا
Thumma atbaAAa sababan
(Kemudian dia menempuh suatu jalan yang lain lagi).
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ ٱلسَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا
Hatta itha balagha bayna alssaddayni wajada min doonihima qawman la yakadoona yafqahoona qawlan
(Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah bendungan) dibaca Saddaini atau Suddaini, dan sesudah kedua bendungan tersebut terdapat dua buah gunung, yaitu di salah satu wilayah negeri Turki. Bendungan raja Iskandar akan dibangun di antara kedua buah bukit itu, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti (dia mendapati di hadapan kedua bendungan itu) yakni pada sebelah depan keduanya (suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan) mereka tidak dapat memahami pembicaraan melainkan secara lambat sekali. Menurut qiraat yang lain lafal Yafqahuuna dibaca Yufqihuuna.
قَالُوا۟ يَٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰٓ أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
Qaloo ya tha alqarnayni inna yajooja wamajooja mufsidoona fee alardi fahal najAAalu laka kharjan AAala an tajAAala baynana wabaynahum saddan
(Mereka berkata, "Hai Zulkarnain! Sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj itu) dikenal dengan nama Yakjuj dan Makjuj. Kedua nama tersebut merupakan nama 'Ajam bagi dua kabilah, dengan demikian maka I'rabnya tidak menerima tanwin (orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi) mereka gemar merampok dan membuat kerusakan di kala mereka keluar dari sarangnya menuju kami (maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu) yakni upah berupa harta; dan menurut qiraat yang lain lafal Kharjan dibaca Kharaajan (supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?)" tembok penghalang hingga mereka tidak dapat mencapai kami.
قَالَ مَا مَكَّنِّى فِيهِ رَبِّى خَيْرٌ فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا
Qala ma makkannee feehi rabbee khayrun faaAAeenoonee biquwwatin ajAAal baynakum wabaynahum radman
(Zulkarnain berkata, "Apa yang telah dikuasakan kepadaku) menurut qiraat yang lain lafal Makkannii dibaca Makkananii tanpa diidghamkan (oleh Rabbku terhadapnya) terhadap harta benda dan lain-lainnya (adalah lebih baik) daripada pembayaran kalian yang akan kalian berikan kepadaku, maka aku tidak memerlukannya lagi, dan aku akan membuat tembok penghalang buat kalian sebagai sumbangan suka rela dariku sendiri (maka tolonglah aku dengan kekuatan) apa saja yang aku perlukan dari kalian (agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka) yakni tembok penghalang yang kuat dan tak dapat ditembus.
ءَاتُونِى زُبَرَ ٱلْحَدِيدِ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ ٱلصَّدَفَيْنِ قَالَ ٱنفُخُوا۟ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُۥ نَارًا قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا
Atoonee zubara alhadeedi hatta itha sawa bayna alsadafayni qala onfukhoo hatta itha jaAAalahu naran qala atoonee ofrigh AAalayhi qitran
(Berilah aku potongan-potongan besi)" sebesar bata kecil yang akan dijadikan sebagai bahan bangunan tembok lalu Zulkarnain membangun tembok penghalang itu daripadanya, dan dia memakai kayu dan batu bara yang dimasukkan di tengah-tengah tembok besi itu. (Sehingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu) lafal Shadafaini dapat dibaca Shudufaini dan Shudfaini, artinya sisi bagian puncak kedua bukit itu telah rata dengan bangunan, kemudian dibuatkannyalah peniup-peniup dan api sepanjang bangunan tembok itu (berkatalah Zulkarnain, "Tiuplah api itu)" lalu api itu mereka tiup (Hingga apabila besi itu menjadi) berubah bentuknya menjadi (merah) bagaikan api (dia pun berkata, "Berilah aku tembaga yang mendidih agar kutuangkan ke atas besi panas itu)" maksudnya tembaga yang dilebur. Lafal Aatuunii dan lafal Ufrigh merupakan kedua Fi'il yang saling berebutan terhadap Ma'mulnya, kemudian dibuanglah Ma'mul dari Fi'il yang pertama karena beramalnya Fi'il yang kedua. Selanjutnya tembaga yang sudah dilebur itu dituangkan ke atas besi yang merah membara, sehingga masuklah tembaga itu ke dalam partikel-partikel potongan besi, akhirnya kedua logam itu menyatu.
فَمَا ٱسْطَٰعُوٓا۟ أَن يَظْهَرُوهُ وَمَا ٱسْتَطَٰعُوا۟ لَهُۥ نَقْبًا
Fama istaAAoo an yathharoohu wama istataAAoo lahu naqban
(Maka mereka tidak dapat) yakni Yakjuj dan Makjuj itu (mendakinya) memanjat tembok itu karena terlalu tinggi dan terlalu licin (dan mereka tidak dapat pula melubanginya) karena tembok itu terlalu kuat dan tebal sekali.
Contact Us
Thanks for reaching out.
We'll get back to you soon.