Oku Surat ZukhrufSure okuma
وَٱلَّذِى نَزَّلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَنشَرْنَا بِهِۦ بَلْدَةً مَّيْتًا كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ
Waallathee nazzala mina alssamai maan biqadarin faansharna bihi baldatan maytan kathalika tukhrajoona
Yaitu Tuhan yang yang menurunkan air hujan dari langit sesuai dengan kadar yang dibutuhkan. Dengan air itu, Kami kemudian menghidupkan negeri yang kering kerontang tak bertanaman. Dengan cara menghidupkan seperti itulah kalian akan dihidupkan kembali dari dalam kubur untuk menerima pembalasan. Apakah kalian masih juga mengingkari?
وَٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْفُلْكِ وَٱلْأَنْعَٰمِ مَا تَرْكَبُونَ
Waallathee khalaqa alazwaja kullaha wajaAAala lakum mina alfulki waalanAAami ma tarkaboona
Dialah Tuhan yang menciptakan segala jenis makhluk. Dia menjadikan bahtera dan binatang ternak tunduk kepada kalian sehingga dapat kalian pergunakan sebagai kendaraan dalam perjalanan memenuhi keperluam hidup kalian.
لِتَسْتَوُۥا۟ عَلَىٰ ظُهُورِهِۦ ثُمَّ تَذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا ٱسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا۟ سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقْرِنِينَ
Litastawoo AAala thuhoorihi thumma tathkuroo niAAmata rabbikum itha istawaytum AAalayhi wataqooloo subhana allathee sakhkhara lana hatha wama kunna lahu muqrineena
Agar kalian dapat merasa tenang saat berada di atas punggungnya kemudian mengingat-ingat nikmat Sang Pencipta dan Pembimbing kalian dalam menundukkan binatang-binatang itu. Juga agar kalian--sebagai pengagungan atas ditundukkannya bintang-binatang itu sekaligus sebagai pengakuan atas kelemahan kalian dalam mengendalikan dan menguasainya--berucap, "Sungguh Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini untuk kami, sementara kami tidak akan pernah mampu mendundukkannya!
وَإِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ
Wainna ila rabbina lamunqaliboona
Kami semua benar-benar akan kembali kepada Sang Pencipta kami setelah kehidupan ini berakhir, agar masing-masing kami diperhitungkan dengan perbuatan yang telah dilakukannya."
وَجَعَلُوا۟ لَهُۥ مِنْ عِبَادِهِۦ جُزْءًا إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَكَفُورٌ مُّبِينٌ
WajaAAaloo lahu min AAibadihi juzan inna alinsana lakafoorun mubeenun
Tetapi orang-orang musyrik malah menjadikan sebagian ciptaan-Nya itu sebagai anak Tuhan yang, menurut anggapan mereka, merupakan bagian dari diri-Nya. Sesungguhnya, dengan pebuatannya itu, manusia benar-benar melampaui batas dalam sikap kafirnya yang sangat jelas.
أَمِ ٱتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنَاتٍ وَأَصْفَىٰكُم بِٱلْبَنِينَ
Ami ittakhatha mimma yakhluqu banatin waasfakum bialbaneena
Lebih dari itu, patutkah mereka beranggapan bahwa Tuhan lebih mengutamakan mereka untuk memiliki anak laki-laki, sementara Dia merasa cukup dengan anak perempuan? Sungguh merupakan anggapan yang benar-benar aneh!
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
Waitha bushshira ahaduhum bima daraba lilrrahmani mathalan thalla wajhuhu muswaddan wahuwa katheemun
Mereka beranggapan demikian. Padahal, apabila salah seorang di antara mereka mendapat kelahiran anak perempuan, wajahnya menjadi hitam pekat karena merasa sangat sedih dengan kelahiran itu.
أَوَمَن يُنَشَّؤُا۟ فِى ٱلْحِلْيَةِ وَهُوَ فِى ٱلْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ
Awaman yunashshao fee alhilyati wahuwa fee alkhisami ghayru mubeenin
Begitu beraninyakah mereka beranggapan bahwa Allah mempunyai anak yang sebenarnya merupakan perhiasan hidup? Padahal, untuk mendatangkan alasan dalam berdebat saja ia tidak mampu karena kefasihan bahasanya yang sangat terbatas. Sungguh merupakan anggapan yang benar-benar aneh!
وَجَعَلُوا۟ ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ ٱلَّذِينَ هُمْ عِبَٰدُ ٱلرَّحْمَٰنِ إِنَٰثًا أَشَهِدُوا۟ خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَٰدَتُهُمْ وَيُسْـَٔلُونَ
WajaAAaloo almalaikata allatheena hum AAibadu alrrahmani inathan ashahidoo khalqahum satuktabu shahadatuhum wayusaloona
Mereka menyebut malaikat, yang merupakan makhluk Sang Maha Pemurah, sebagai anak-anak perempuan-Nya. Apakah mereka melihat penciptaan malaikat-malaikat itu dengan mata kepala mereka sendiri sehingga mempunyai anggapan demikian? Tidak, mereka tidak melihat. Kami akan mencatat apa yang mereka ada-adakan ini. Dan kelak, di hari kiamat, mereka akan ditanya tentang hal itu.
وَقَالُوا۟ لَوْ شَآءَ ٱلرَّحْمَٰنُ مَا عَبَدْنَٰهُم مَّا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
Waqaloo law shaa alrrahmanu ma AAabadnahum ma lahum bithalika min AAilmin in hum illa yakhrusoona
Orang-orang musyrik itu berkata, "Kalau Tuhan Sang Maha Pengasih itu menghendaki kami untuk tidak menyembah tuhan-tuhan lain, tentu kami tidak akan menyembahnya." Mereka mengira bahwa Tuhan berkenan dengan tingkah mereka menyembah tuhan-tuhan palsu itu. Padahal, mereka tidak memiliki sandaran ilmu apa-apa tentang apa yang mereka ucapkan itu. Mereka hanya menduga-duga dan mengatakan sesuatu tanpa berdasarkan bukti.
Contact Us
Thanks for reaching out.
We'll get back to you soon.