Oku Surat QafSure okuma
وَٱلْأَرْضَ مَدَدْنَٰهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَٰسِىَ وَأَنۢبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍۭ بَهِيجٍ
Waalarda madadnaha waalqayna feeha rawasiya waanbatna feeha min kulli zawjin baheejin
(Dan bumi itu) di'athafkan kepada kedudukan lafal As-samaa' yakni, dan bumi itu bagaimana (Kami hamparkan) Kami jadikan terhampar menurut pandangan mata di atas permukaan air (dan Kami letakkan padanya gunung-gunung) yang memantapkannya (dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman) segala jenis tumbuh-tumbuhan (yang indah) yang tampak sangat indah dipandang mata karena keindahannya.
تَبْصِرَةً وَذِكْرَىٰ لِكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيبٍ
Tabsiratan wathikra likulli AAabdin muneebin
(Untuk menjadi pelajaran) menjadi maf'ul lah, yakni, Kami lakukan hal tersebut sebagai pemberian pelajaran dari Kami (dan peringatan) untuk dijadikan sebagai peringatan (bagi tiap-tiap hamba yang kembali) untuk taat kepada Kami.
وَنَزَّلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً مُّبَٰرَكًا فَأَنۢبَتْنَا بِهِۦ جَنَّٰتٍ وَحَبَّ ٱلْحَصِيدِ
Wanazzalna mina alssamai maan mubarakan faanbatna bihi jannatin wahabba alhaseedi
(Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkatan) berkah dan manfaatnya (lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon) maksudnya kebun-kebun (dan biji-biji tanaman) yakni ladang-ladang (yang diketam) yang dipanen.
وَٱلنَّخْلَ بَاسِقَٰتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيدٌ
Waalnnakhla basiqatin laha talAAun nadeedun
(Dan pohon-pohon kurma yang tinggi-tinggi) lafal Baasiqaatin ini berkedudukan menjadi Hal bagi lafal yang diperkirakan keberadaannya (yang mempunyai mayang yang bersusun-susun) yaitu sebagian di antaranya bertumpuk di atas sebagian yang lain.
رِّزْقًا لِّلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا بِهِۦ بَلْدَةً مَّيْتًا كَذَٰلِكَ ٱلْخُرُوجُ
Rizqan lilAAibadi waahyayna bihi baldatan maytan kathalika alkhurooju
(Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba) Kami; lafal Rizqan menjadi Maf'ul Lah (dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati) lafal Maytan dapat digunakan untuk Mudzakkar dan Muannats. (Seperti itulah) dengan cara itulah (terjadinya kebangkitan) dari kubur, maka mengapa kalian mengingkarinya? Istifham atau kata tanya mengandung makna Taqrir, makna yang dimaksud adalah bahwa mereka melihat dan mengetahui hal tersebut.
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَٰبُ ٱلرَّسِّ وَثَمُودُ
Kaththabat qablahum qawmu noohin waashabu alrrassi wathamoodu
(Sebelum mereka telah mendustakan pula kaum Nuh) di-ta`nits-kannya dhamir yang ada pada lafal Kadzdzabat karena memandang makna yang terkandung dalam lafal Qaumun (dan penduduk Rass) Rass adalah nama sebuah sumur yang di sekitarnya tinggal suatu kaum berikut ternak mereka; mereka menyembah berhala, menurut suatu pendapat nabi mereka bernama Hanzhalah bin Shafwan; menurut pendapat lainnya bukanlah dia, (dan Tsamud) yaitu kaum Nabi Shaleh.
وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَٰنُ لُوطٍ
WaAAadun wafirAAawnu waikhwanu lootin
(Dan kaum Ad) kaum Nabi Hud (kaum Firaun dan kaum Luth.)
وَأَصْحَٰبُ ٱلْأَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍ كُلٌّ كَذَّبَ ٱلرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ
Waashabu alaykati waqawmu tubbaAAin kullun kaththaba alrrusula fahaqqa waAAeedi
(Dan penduduk Aikah) yakni penduduk Ghaidhah kaum Nabi Syuaib (serta kaum Tubba') Tubba' adalah nama raja di negeri Yaman; ia masuk Islam lalu menyeru kaumnya untuk masuk Islam, tetapi mereka mendustakannya (masing-masing) dari kaum-kaum yang telah disebutkan tadi (mendustakan rasul-rasul) sebagaimana yang dilakukan oleh kabilah Quraisy (maka sudah semestinya mereka mendapat ancaman-Ku) artinya sudah semestinya semuanya menerima azab-Ku, maka janganlah kamu susah dengan kekafiran orang-orang Quraisy terhadap dirimu.
أَفَعَيِينَا بِٱلْخَلْقِ ٱلْأَوَّلِ بَلْ هُمْ فِى لَبْسٍ مِّنْ خَلْقٍ جَدِيدٍ
AfaAAayeena bialkhalqi alawwali bal hum fee labsin min khalqin jadeedin
(Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama?) maksudnya, Kami tidak merasa letih dengan penciptaan yang pertama itu, demikian pula Kami tidak merasa letih untuk mengembalikan mereka. (Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu) yakni berada dalam keragu-raguan (tentang penciptaan yang baru) yaitu membangkitkan mereka menjadi hidup kembali pada hari berbangkit nanti.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ
Walaqad khalaqna alinsana wanaAAlamu ma tuwaswisu bihi nafsuhu wanahnu aqrabu ilayhi min habli alwareedi
(Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia sedangkan Kami mengetahui) lafal Na'lamu ini berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dan sebelumnya diperkirakan adanya lafal Nahnu (apa) huruf Maa di sini adalah Mashdariyah (yang dibisikkan) dibicarakan (oleh dia) yakni oleh manusia, huruf Ba di sini adalah Zaidah, atau untuk Ta'diyah (dalam hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya) maksudnya ilmu Kami (daripada urat lehernya) Idhafah di sini mengandung makna Bayan atau untuk menjelaskan, dan pengertian yang dimaksud dari lafal Al-Wariid adalah dua urat vital yang terdapat pada bagian belakang leher.
Contact Us
Thanks for reaching out.
We'll get back to you soon.