Oku Surat YunusSure okuma
ءَآلْـَٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَ
Alana waqad AAasayta qablu wakunta mina almufsideena
Tetapi Allah tidak berkenan dan menerima keimanan Fir'aun yang dinyatakan-Nya dalam keadaan terdesak ini. Tobatnya yang dilakukan pada saat sekarat ini pun tidak diterima Allah, setelah sebelumnya ia hidup bergelimang kemaksiatan dan selalu membuat kerusakan di bumi. Fir'aun pun mati dalam kekufuran dan keterhinaan.
فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ
Faalyawma nunajjeeka bibadanika litakoona liman khalfaka ayatan wainna katheeran mina alnnasi AAan ayatina laghafiloona
Pada hari kebinasaanmu itu (wahai Fir'aun), Kami mengangkat dan mengeluarkan mayatmu dari laut, agar menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi mereka yang telah menuhankanmu. Mereka tidak akan menyangka bahwa nasibmu akan berakhir dengan kondisi yang sangat memilukan dan menyedihkan seperti ini. Akan tetapi banyak manusia yang tidak mau mengamati bukti-bukti kekuasaan Kami di alam raya yang begitu banyak ini(1). (1) Ayat ini, tampaknya, mengisyaratkan bahwa jasad Fir'aun akan terus terpelihara sehingga manusia dapat menjadikannya sebagai bahan pelajaran, betapa mengenaskan nasib seseorang yang pernah mengaku Tuhan dan memaksa kaumnya yang bersahaja untuk mengatakan bahwa tiada tuhan selain dia. Diperkirakan, peristiwa eksodus Banû Isrâ'îl itu terjadi di akhir abad ke-13 S. M., pada masa salah seorang raja dari dinasti XIX bernama Minfatah putra Ramsis II, yang pernah memberlakukan kerja paksa terhadap Banû Isrâ'îl untuk membangun ibukota kerajaannya. Dalam temuan sejarah modern, ibukota yang tertimbun di bawah tanah ini bernama Buramsis. Adapun mengenai sebab terjadinya eksodus adalah dalam upaya menyebarkan agama tauhid sekaligus membebaskan diri dari cengkeraman Fir'aun yang telah memperbudak dan menyiksa Banû Isrâ'îl. Sampai di sini, tampaknya, kita patut bertanya, "Bukankah ayat ini menjadi salah satu bukti bahwa al-Qur'ân itu benar-benar diturunkan oleh Allah?"
وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ مُبَوَّأَ صِدْقٍ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ فَمَا ٱخْتَلَفُوا۟ حَتَّىٰ جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِى بَيْنَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُوا۟ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
Walaqad bawwana banee israeela mubawwaa sidqin warazaqnahum mina alttayyibati fama ikhtalafoo hatta jaahumu alAAilmu inna rabbaka yaqdee baynahum yawma alqiyamati feema kanoo feehi yakhtalifoona
Dan sungguh, setelah peristiwa itu, Kami beri kekuatan kepada Banû Isrâ'îl. Mereka pun kemudian hidup tenteram di tanah yang subur dan dapat melaksanakan ajaran agama serta terhindar dari penindasan yang mereka alami sebelumnya. Mereka telah mendapatkan pelbagai rezeki dan karunia yang melimpah ruah. Tetapi baru saja mereka merasakan kenikmatan hidup mulia setelah sebelumnya hidup dalam keterhinaan, mereka sudah dihinggapi perpecahan. Maka terjadilah perselisihan antara mereka, meski sebenarnya sudah jelas bagi mereka mana yang benar dan mana yang salah. Di hari kiamat nanti, Allah akan memutuskan apa yang telah mereka perselisihkan, dan Dia akan memberi balasan sesuai dengan perbuatan mereka.
فَإِن كُنتَ فِى شَكٍّ مِّمَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ فَسْـَٔلِ ٱلَّذِينَ يَقْرَءُونَ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكَ لَقَدْ جَآءَكَ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُمْتَرِينَ
Fain kunta fee shakkin mimma anzalnna ilayka faisali allatheena yaqraoona alkitaba min qablika laqad jaaka alhaqqu min rabbika fala takoonanna mina almumtareena
Jika dirimu, atau orang lain, dihantui oleh rasa ragu mengenai kebenaran wahyu yang Kami turunkan ini, maka tanyakanlah kepada mereka yang telah mendapatkan kitab-kitab suci melalui para Nabi terdahulu. Kamu akan mendapatkan jawaban pasti dari mereka, yang membenarkan apa yang telah Kami turunkan kepadamu (al-Qur'ân). Hal itu adalah untuk menegaskan kebenaran dengan memaparkan dalil pada hal-hal yang dimungkinkan dapat menimbulkan keragu-raguan. Dan sungguh Kami telah menurunkan kepadamu kebenaran yang tidak disangsikan ini. Maka jangan biarkan orang lain membuat kamu bimbang dan ragu.
وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَتَكُونَ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
Wala takoonanna mina allatheena kaththaboo biayati Allahi fatakoona mina alkhasireena
Dan jangan biarkan dirimu dan para pengikutmu masuk ke dalam kelompok orang-orang yang mendustakan bukti-bukti dan penjelasan-penjelasan. Dengan demikian, kamu tidak mendapatkan kerugian dan murka Tuhan, sebagaimana dialami oleh orang-orang kafir. (Ayat ini, meskipun ditujukan kepada Nabi Muhammad, tetapi mencakup juga para pengikutnya).
إِنَّ ٱلَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَتُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ
Inna allatheena haqqat AAalayhim kalimatu rabbika la yuminoona
Sesungguhnya orang-orang yang telah ditakdirkan oleh Allah sebagai orang kafir, mereka itu--karena Allah Mahatahu pembangkangan dan fanatisme buta yang ada pada mereka--tidak akan beriman, meskipun kamu telah mencurahkan segala daya dan upaya untuk meyakinkan mereka.
وَلَوْ جَآءَتْهُمْ كُلُّ ءَايَةٍ حَتَّىٰ يَرَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَلِيمَ
Walaw jaathum kullu ayatin hatta yarawoo alAAathaba alaleema
Kalau pun kamu berikan kepada mereka seluruh bukti yang jelas sekali pun mereka tidak akan menerimanya dan terus dalam kesesatan, hingga akhirnya mereka mendapatkan azab yang pedih.
فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ ءَامَنَتْ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُوا۟ كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ ٱلْخِزْىِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَتَّعْنَٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍ
Falawla kanat qaryatun amanat fanafaAAaha eemanuha illa qawma yoonusa lamma amanoo kashafna AAanhum AAathaba alkhizyi fee alhayati alddunya wamattaAAnahum ila heenin
Andaikan saja seluruh penduduk negeri itu beriman, niscaya mereka akan mendapatkan manfaat- manfaat yang baik dari keimanan itu. Akan tetapi pada kenyataannya, kebaikan itu hanya didapat oleh kaum Yûnus saja, karena tidak semua penduduk negeri itu turut beriman.
وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَءَامَنَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنتَ تُكْرِهُ ٱلنَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا۟ مُؤْمِنِينَ
Walaw shaa rabbuka laamana man fee alardi kulluhum jameeAAan afaanta tukrihu alnnasa hatta yakoonoo mumineena
Kalaulah Allah menghendaki seluruh penduduk bumi ini beriman, niscaya semuanya akan beriman. Maka janganlah kamu merasa sedih melihat kekufuran orang-orang musyrik. Sebab, tidak ada keimanan kecuali atas dasar kesukarelaan hati. Karenanya, kamu tak bakal mampu memaksa mereka untuk patuh dan menerima kebenaran. Dari itu janganlah memaksa mereka untuk beriman, karena--sekuat apa pun usahamu--kamu tidak akan dapat melakukannya.
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ وَيَجْعَلُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ
Wama kana linafsin an tumina illa biithni Allahi wayajAAalu alrrijsa AAala allatheena la yaAAqiloona
Manusia tak mungkin beriman kecuali jika ia sendiri menginginkannya. Lalu Allah akan menyediakan faktor dan sarana yang dapat mengantarkannya untuk mewujudkan keinginannya itu. Adapun orang yang tidak menginginkan keimanan, ia berhak mendapat murka dan azab Allah. Sebab, sudah merupakan hukum Allah untuk menimpakan murka dan siksa-Nya kepada orang-orang yang membangkang dan tak mau mencermati bukti-bukti yang jelas itu.
Contact Us
Thanks for reaching out.
We'll get back to you soon.