Baca Surah Qasasdengan terjemahan
وَقَالَتِ ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Waqalati imraatu firAAawna qurratu AAaynin lee walaka la taqtuloohu AAasa an yanfaAAana aw nattakhithahu waladan wahum la yashAAuroona
(Dan istri Firaun berkata) di kala Firaun beserta para pembantunya sudah bersiap-siap akan membunuh bayi itu, "Ia adalah (biji mata bagiku dan bagimu, janganlah kalian membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak") akhirnya mereka menuruti kemauan istri Firaun itu (sedangkan mereka tiada menyadari) akibat dari perkara mereka dengan bayi itu.
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَٰرِغًا إِن كَادَتْ لَتُبْدِى بِهِۦ لَوْلَآ أَن رَّبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ
Waasbaha fuadu ommi moosa farighan in kadat latubdee bihi lawla an rabatna AAala qalbiha litakoona mina almumineena
(Dan hati ibu Musa menjadi) setelah ia mengetahui bahwa bayinya telah diambil (kosong) tidak memikirkan selain daripada bayinya. (Sesungguhnya) lafal in di sini adalah bentuk Takhfif daripada Inna, sedangkan Isimnya dibuang, pada asalnya adalah Innaha, yakni sesungguhnya ibu Musa (hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa) bahwa bayi itu adalah anaknya (seandainya tidak Kami teguhkan hatinya) dengan kesabaran, yakni Kami jadikan hatinya tenang (supaya ia termasuk orang-orang yang percaya) kepada janji Allah. Jawab dari lafal Laula dapat disimpulkan dari pengertian kalimat sebelumnya.
وَقَالَتْ لِأُخْتِهِۦ قُصِّيهِ فَبَصُرَتْ بِهِۦ عَن جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Waqalat liokhtihi qusseehi fabasurat bihi AAan junubin wahum la yashAAuroona
(Dan ibu Musa berkata kepada saudara perempuan Musa) bernama Maryam, ("Ikutilah dia") maksudnya ikutilah jejaknya sehingga kamu mengetahui bagaimana kesudahan beritanya. (Maka kelihatanlah olehnya Musa) dia mengawasinya (dari jauh) dari tempat yang jauh seraya menguntitnya (sedangkan mereka tidak mengetahui) bahwa dia adalah saudara perempuan dari bayi tersebut, dan bahwasanya keberadaannya itu adalah untuk mengikuti jejaknya.
وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ ٱلْمَرَاضِعَ مِن قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰٓ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُۥ لَكُمْ وَهُمْ لَهُۥ نَٰصِحُونَ
Waharramna AAalayhi almaradiAAa min qablu faqalat hal adullukum AAala ahli baytin yakfuloonahu lakum wahum lahu nasihoona
(Dan Kami cegah Musa menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukannya sebelum itu) maksudnya sebelum ia kembali berada di tangan ibunya. Yakni, Kami cegah dia untuk menerima air susu perempuan-perempuan yang mau menyusuinya selain dari air susu ibunya sendiri. Maka Nabi Musa menolak semua air susu perempuan-perempuan yang dihadirkan untuk menyusuinya (maka berkatalah ia) yakni saudara perempuan Musa, ("Maukah kalian aku tunjukkan kepada ahlul bait) ketika dia melihat mereka menaruh rasa belas kasihan kepada Musa (yang akan memeliharanya untuk kalian) yakni, yang akan menyusuinya dan mengurusnya (dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?") menurut penafsiran lain Dhamir Lahu kembali kepada Raja Firaun, sebagai reaksi dari para pembantunya. Maksudnya setelah mereka mendengar usul saudara Musa, maka mereka menyetujui dan memperkuatnya dengan mengatakannya pula kepada Raja Firaun. Akhirnya permintaan Maryam dikabulkan, ia datang membawa ibu Musa, ternyata Musa mau menerima air susunya. Kemudian Maryam. memberikan pendapat kepada mereka, bahwa ibu Musa adalah seorang wanita yang harum baunya dan baik air susunya. Maka ibu Musa diizinkan untuk menyusuinya di rumahnya sendiri, akhirnya ibu Musa kembali membawa bayinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya,
فَرَدَدْنَٰهُ إِلَىٰٓ أُمِّهِۦ كَىْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Faradadnahu ila ommihi kay taqarra AAaynuha wala tahzana walitaAAlama anna waAAda Allahi haqqun walakinna aktharahum la yaAAlamoona
(Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya supaya senang hatinya) karena bertemu kembali dengannya (dan tidak berduka cita) setelah itu (dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu) yang akan mengembalikan Musa kepadanya (adalah benar, tetapi kebanyakan mereka) yakni manusia (tidak mengetahui) janji ini, dan mereka tidak pula mengetahui, bahwa Maryam adalah saudara Musa dan wanita yang dibawanya adalah ibunya sendiri. Kemudian Musa tinggal bersama ibunya sampai masa penyapihan; setiap hari ibu Musa menerima upah pekerjaan menyusuinya sebanyak satu Dinar. Ibu Musa mau menerimanya karena menganggap bahwa uang itu adalah harta perang. Setelah itu ia membawanya kembali kepada Firaun, sejak itu Musa dibesarkan di lingkungan istana Firaun, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh firman-Nya sewaktu menceritakan tentang Musa dalam surah Asy Syu'ara, yaitu, "Bukankah kami telah mengasuhmu di dalam (keluarga) kami waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu." (Q.S. Asy Syu'ara, 18).
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَٱسْتَوَىٰٓ ءَاتَيْنَٰهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ
Walamma balagha ashuddahu waistawa ataynahu hukman waAAilman wakathalika najzee almuhsineena
(Dan setelah Musa cukup umur) telah mencapai umur tiga puluh tahun atau tiga puluh tiga tahun (dan sempurna akalnya) yaitu telah mencapai umur empat puluh tahun (Kami berikan kepadanya hikmah) yakni kebijaksanaan (dan ilmu) yaitu pengetahuan tentang agama sebelum ia diutus menjadi Nabi. (Dan demikianlah) Kami memberikan balasan kepada Musa (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik) untuk diri mereka sendiri.
وَدَخَلَ ٱلْمَدِينَةَ عَلَىٰ حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَٰذَا مِن شِيعَتِهِۦ وَهَٰذَا مِنْ عَدُوِّهِۦ فَٱسْتَغَٰثَهُ ٱلَّذِى مِن شِيعَتِهِۦ عَلَى ٱلَّذِى مِنْ عَدُوِّهِۦ فَوَكَزَهُۥ مُوسَىٰ فَقَضَىٰ عَلَيْهِ قَالَ هَٰذَا مِنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِنَّهُۥ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌ
Wadakhala almadeenata AAala heeni ghaflatin min ahliha fawajada feeha rajulayni yaqtatilani hatha min sheeAAatihi wahatha min AAaduwwihi faistaghathahu allathee min sheeAAatihi AAala allathee min AAaduwwihi fawakazahu moosa faqada AAalayhi qala hatha min AAamali alshshaytani innahu AAaduwwun mudillun mubeenun
(Dan masuklah) Musa (ke kota) yakni ke kota Firaun, yaitu kota Memphis, sesudah sekian lama ia meninggalkannya (ketika penduduknya sedang lengah) yaitu, pada saat orang-orang istirahat di siang hari (maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari bangsanya) dari kalangan Bani Israel (dan seorang lagi dari musuhnya) yakni, seorang bangsa Mesir. Pada mulanya orang Mesir itu menghina warga Bani Israel itu sewaktu orang Mesir itu menyuruhnya untuk membawa kayu bakar ke dapur raja Firaun. (Maka orang yang dari bangsanya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya) Musa berkata kepada orang Mesir itu, "Lepaskanlah dia dan biarkan dia pergi!". Menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa orang Mesir itu berkata kepada Musa, "Sungguh aku berniat untuk menyeretnya ke hadapanmu" (lalu Musa meninjunya) memukulnya dengan kepalan tangannya. Musa sangat kuat lagi keras pukulannya (dan musuhnya itupun mati). Musa telah membunuhnya, padahal Musa tidak bermaksud untuk membunuh, lalu ia menguburnya di dalam pasir (Musa berkata, "Ini adalah) membunuh orang ini (perbuatan setan) yang telah menggelorakan amarahku (sesungguhnya setan itu adalah musuh) bagi anak Adam (yang menyesatkan) dia (lagi nyata.") permusuhannya.
قَالَ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَٱغْفِرْ لِى فَغَفَرَ لَهُۥٓ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Qala rabbi innee thalamtu nafsee faighfir lee faghafara lahu innahu huwa alghafooru alrraheemu
(Musa berkata,) seraya menyesal ("Ya Rabbku! Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri) karena telah membunuh orang Mesir itu (karena itu ampunilah aku." Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Dia bersifat demikian sejak zaman Azali dan untuk selama-lamanya.
قَالَ رَبِّ بِمَآ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِّلْمُجْرِمِينَ
Qala rabbi bima anAAamta AAalayya falan akoona thaheeran lilmujrimeena
(Musa berkata, "Ya Rabbku! Demi nikmat yang telah Engkau limpahkan) (kepadaku) berupa ampunan, peliharalah diriku ini (aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong) yakni menjadi pembantu (bagi orang-orang yang berdosa.") yaitu orang-orang kafir sesudah peristiwa ini, jika Engkau memelihara diriku.
فَأَصْبَحَ فِى ٱلْمَدِينَةِ خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ فَإِذَا ٱلَّذِى ٱسْتَنصَرَهُۥ بِٱلْأَمْسِ يَسْتَصْرِخُهُۥ قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰٓ إِنَّكَ لَغَوِىٌّ مُّبِينٌ
Faasbaha fee almadeenati khaifan yataraqqabu faitha allathee istansarahu bialamsi yastasrikhuhu qala lahu moosa innaka laghawiyyun mubeenun
(Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir) apa yang bakal dilakukan oleh keluarga orang yang telah dibunuhnya itu terhadap dirinya (maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak-teriak meminta pertolongan kepadanya) maksudnya minta tolong lagi dari orang Mesir yang lain. (Musa berkata kepadanya, "Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata.") kesesatannya, karena apa yang telah kamu perbuat kemarin dan sekarang ini.
Contact Us

Thanks for reaching out.
We'll get back to you soon.