بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُۥٓ أَجْرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Bala man aslama wajhahu lillahi wahuwa muhsinun falahu ajruhu AAinda rabbihi wala khawfun AAalayhim wala hum yahzanoona
Mereka tidak akan mendapatkan bukti untuk itu. Yang benar adalah bahwa orang-orang yang akan menerima kenikmatan surga yang Allah simpan bagi mereka, dan orang-orang yang diberi pahala pada hari kiamat serta dijaga dari ketakuatan dan kesedihan, adalah mereka yang menyembah Allah dengan ikhlas dan mengikuti kebenaran serta mengerjakan perbuatan yang baik.
وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ لَيْسَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ عَلَىٰ شَىْءٍ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ لَيْسَتِ ٱلْيَهُودُ عَلَىٰ شَىْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ ٱلْكِتَٰبَ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ فَٱللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُوا۟ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
Waqalati alyahoodu laysati alnnasara AAala shayin waqalati alnnasara laysati alyahoodu AAala shayin wahum yatloona alkitaba kathalika qala allatheena la yaAAlamoona mithla qawlihim faAllahu yahkumu baynahum yawma alqiyamati feema kanoo feehi yakhtalifoona
Sungguh aneh, bahwa sebagaimana mereka memusuhi Islam, mereka juga saling bermusuhan satu sama lain. Orang Yahudi berkata, "Sesungguhnya orang-orang Nasrani sama sekali tidak berada dalam kebenaran." Orang-orang Nasrani pun mengatakan hal yang sama. Keduanya mengambil dalil dari kitab suci masing-masing. Dan orang-orang musyrik dari kaum Arab yang sama sekali tidak mengetahui apa pun tentang kitab suci orang Yahudi dan Nasrani, juga mengatakan seperti yang dikatakan mereka satu sama lain, lalu mereka mempercayainya semua. Tidak ada satu kelompok pun di antara mereka yang benar. Hal ini akan jelas ketika Allah memutuskan apa yang mereka perselisihkan di antara mereka pada hari kiamat kelak.
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذْكَرَ فِيهَا ٱسْمُهُۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآ أُو۟لَٰٓئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَن يَدْخُلُوهَآ إِلَّا خَآئِفِينَ لَهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا خِزْىٌ وَلَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Waman athlamu mimman manaAAa masajida Allahi an yuthkara feeha ismuhu wasaAAa fee kharabiha olaika ma kana lahum an yadkhulooha illa khaifeena lahum fee alddunya khizyun walahum fee alakhirati AAathabun AAatheemun
Kehidupan mereka itu memang sarat permusuhan, baik permusuhan antarmereka sendiri atau antara mereka dengan orang-orang Muslim. Buktinya, orang-orang musyrik itu saling menghancurkan tempat peribadatan sendiri dan mereka menghalang-halangi orang-orang Muslim untuk mendatangi al-Masjid al-Harâm. Sungguh tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang menghalang-halangi siapa yang hendak mengumandangkan zikir di tempat-tempat peribadatan dan selalu berusaha untuk menghancurkannya. Mereka itu akan mendapatkan kehinaan di dunia dan siksa yang berat di akhirat. Sungguh tidak sepatutnya mereka malakukan perbuatan berbahaya itu, bahkan seharusnya mereka menjaga kehormatan dan memasuki tempat-tempat peribadatan tersebut dengan hati khusyuk serta tidak melarang orang lain untuk berzikir dan mengingat asma Allah di dalamnya.
وَلِلَّهِ ٱلْمَشْرِقُ وَٱلْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا۟ فَثَمَّ وَجْهُ ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Walillahi almashriqu waalmaghribu faaynama tuwalloo fathamma wajhu Allahi inna Allaha wasiAAun AAaleemun
Kalaulah orang-orang musyrik itu telah berhasil melarang orang-orang Muslim untuk salat di al-Masjid al-Harâm itu bukan berati bahwa mereka dapat mencegah orang-orang Muslim itu untuk melakukan salat dan beribadah kepada Allah di tempat lain, karena pada dasarnya semua arah dan kawasan di bumi itu adalah milik Allah. Dia akan menyambut dan menerima salat orang-orang Muslim dengan perkenan-Nya di mana pun mereka berada. Sesungguhnya Allah Mahalapang dan tidak bermaksud mempersulit hamba- hamba-Nya. Dia Mahatahu niat seorang yang menghadap kepada-Nya.
وَقَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا سُبْحَٰنَهُۥ بَل لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ كُلٌّ لَّهُۥ قَٰنِتُونَ
Waqaloo itakhatha Allahu waladan subhanahu bal lahu ma fee alssamawati waalardi kullun lahu qanitoona
Selama apa yang ada di jagat ini tunduk pada perintah dan kehendak-Nya, maka Allah lebih tinggi dan lebih besar dari sekadar butuh pada keturunan atau anak, seperti yang dikatakan orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik.
بَدِيعُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَإِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
BadeeAAu alssamawati waalardi waitha qada amran fainnama yaqoolu lahu kun fayakoonu
Bagaimana mungkin Allah membutuhkan keturunan dan mengambil anak padahal Dia yang mula-mula menciptakan bumi, langit dan menundukkan apa yang ada di antara keduanya pada kehendak-Nya. Tidak ada perbuatan yang sukar bagi Allah. Apabila menghendaki sesuatu, cukup Allah mengatakan, "Jadilah" (kun), maka jadilah apa yang dikehendaki-Nya itu.
وَقَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا ٱللَّهُ أَوْ تَأْتِينَآ ءَايَةٌ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَٰبَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Waqala allatheena la yaAAlamoona lawla yukallimuna Allahu aw tateena ayatun kathalika qala allatheena min qablihim mithla qawlihim tashabahat quloobuhum qad bayyanna alayati liqawmin yooqinoona
Sementara orang-orang musyrik dari kalangan bangsa Arab, masih terus memperlihatkan sikap membangkang pada Muhammad. Mereka mengajukan permintaan-permintaan padanya seperti apa yang diminta oleh umat-umat terdahulu pada nabi-nabi mereka. Mereka mengatakan bahwa tidak sekali-kali beriman kecuali jika Allah sendiri berbicara kepada mereka dan mendatangkan tanda-tanda (mukjizat) inderawi sebagai bukti kebenaran Muhammad. Itu seperti yang dikatakan Banû Isrâ'îl kepada Mûsâ, "Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum melihat Allah dan Dia berbicara langsung kepada kami." Sebagaimana pengikut 'Isâ meminta kepadanya agar Allah menurunkan hidangan dari langit. Semuanya itu menjadi bukti bahwa hati para pembangkang itu tidak ada bedanya. Sungguh tidak ada yang bisa membaca kebenaran kecuali orang yang berhati bersih, berpikiran lurus dan mempunyai semangat mencari kebenaran.
إِنَّآ أَرْسَلْنَٰكَ بِٱلْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَا تُسْـَٔلُ عَنْ أَصْحَٰبِ ٱلْجَحِيمِ
Inna arsalnaka bialhaqqi basheeran wanatheeran wala tusalu Aaan ashabi aljaheemi
Kami mengutusmu, Muhammad, dengan membawa kebenaran sebagai berita kabar gembira bagi orang-orang beriman sekaligus sebagai peringatan bagi orang-orang kafir. Kamu tidak lebih dari sekadar penyampai pesan-pesan suci risalah Kami, dan kamu tidak akan ditanya mengapa para penghuni neraka itu enggan beriman.
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ وَلَئِنِ ٱتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُم بَعْدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ ٱلْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Walan tarda AAanka alyahoodu wala alnnasara hatta tattabiAAa millatahum qul inna huda Allahi huwa alhuda walaini ittabaAAta ahwaahum baAAda allathee jaaka mina alAAilmi ma laka mina Allahi min waliyyin wala naseerin
Janganlah kamu menyusahkan dirimu demi memuaskan para pembangkang dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi rela. Sungguh mereka itu tidak akan merelakanmu sehingga kamu mau menjadi pengikut agama yang dalam pandangan mereka itu berisi petunjuk. Katakan kepada mereka, "Tidak ada yang lebih benar daripada petunjuk yang diturunkan Allah dalam Islam." Barangsiapa tergoda untuk mengikuti kehendak hawa nafsu mereka setelah mengetahui kebenaran yang Kami turunkan kepadamu, maka sungguh mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong dari azab neraka selain Allah.
ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَتْلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ وَمَن يَكْفُرْ بِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
Allatheena ataynahumu alkitaba yatloonahu haqqa tilawatihi olaika yuminoona bihi waman yakfur bihi faolaika humu alkhasiroona
Akan tetapi, masih ada di sana sebagian pengikut dari umat yang kepada mereka Kami turunkan Tawrât dan Injîl, (pengikut agama Yahudi dan Nasrani) yang mengkaji kitab suci mereka yang otentik dengan sungguh-sungguh, sehingga mereka mengetahui mana yang palsu. Mereka beriman pada ajaran yang terkandung di dalamnya yang berarti beriman pula pada al-Qur'ân. Barangsiapa yang mengingkari kebenaran kitab suci yang diturunkan oleh Tuhan maka mereka itu adalah orang-orang yang merugi.
Contact Us
Thanks for reaching out.
We'll get back to you soon.